Menulispun rasanya tak ada guna waktu malam telah berhianat pada tidurku sehingga pagi merenggut jatah tidurku yang terhalangi gemerlap iklas untuk bagian tubuh yang besok bahagia.
Suara musik dari cerita menerangi perjalanan yang semakin larut dudukpun berhianat karena mata sepat oleh lelah karena cahaya yang menusuk.
Besok, aku ingin segera menemuimu aku ingin tidur menemani mataku yang mulai lupa akan indahnya cahaya.
Pikiranku terjebak diantara mata sepet dan yang menjadikan tubuh seperti bergoyang laksana minum sebotol alkohol. Aaaaah aku merancu karena malam tak kujadikan tempat kembali untuk aktifitas pagi.
Sudahlah sekarang mentaripun hampir merenggut malam dan tak lagi gelap, seraya aku memejamkan mata ketika selesai berdiri setelah fajar.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama