Berpapasan dengan jodoh, maaf bukannya aku sombong tapi untuk saat ini kau bukan siapa-siapa meskipun nanti kau adalah jodohku. Hidup ini hanya sekarang karena nanti atau kemarin hanyalah angan dan kenangan. Maaf jika kau itu adalah jodohku sekarang aku hanya menyiapkan diriku untukmu nanti, bukan untukmu yang sekarang.


Tersenyum memikirkan tentangmu ketika yang nanti menjadi dulu, yah seperti itulah hidup kecepatannya tak kita sadari. Maka aku ingim mengikat semua cerita yang telah terjadi sehingga ku nikmati di senja nanti.


Jodohku, bisakah kau tunjukan jati durimu? Ada yang rindu merengek meminta di perlihatkan bahkan di percepatkan. Aku sih tak keduanya karena kepastian itu pasti terjadi, merasa sombong dalam diri atau karena lama sendiri.


Baca juga karena cinta?


Jodohku aku telah siap bertemu, bagaimana denganmu? Teriakan para penyendiri dalam hati mereka percaya diri dengan teriakannya meski kadang menangis karena kesepian. Aku mah hanya tersenyum, yah aku yakin hanya tersenyum meski hanya di keliatan orang.


Pernyataan menyakitkan datang, untuk kalian yang sedang sendiri. Apa yakin masih ada nanti untuk kalian? Maka dengan ungkapan ini penyendiri sedih dan serasa ingin berteriak “dimana jodohku” lalu dilanjutkan “aku juga ingin bahagia dengannya” merasa kasihan untuknya. Terimakasih wahai Dzat penguasa alam semesta


Johan al jafar



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama