Ketika di persimpangan antara lari dan berjalan disitu kutemukan engkau lagi memandang birunya langit seraya terucap syukur dari mulut mungilmu, aku terpana dengan syukurmu yang meniadakan dunia ketika gemerlapnya menggoda dari sana perhatianku mulai manja terhadapnya yang diketahui wanita dengan sejuta mimpi dan angan yang terkunci suasana di persimpangan basib yang tak jauh beda.
Aku beranikan diri untuk menyapa padahal dulu pernah aku lempari dia bunga, hanya saja tak sampai kehatinya. Sekarang dia ada dihadapanku bertemu di persimpangan khayal yang sama, aku sungguh ingin membawanya ke tempat yang pernah kusinggahi dalam mimpi... Indah tempatnya, sejuk udaranya laksana surgawi yang di idamkan, aku masih tau jalannya meski samar dan pasti sulit dilalui tapi itu tujuan tiap insan.
Aku beranikan diri menyapanya seperti kumbang menghampiri bunga, tidak untuk merugikannya tapi untuk melindunginya.
Sepertinya dia lebih mengerti dan dengan sigap merajai rasa yang terkapar di masa lalu... Aku terbawa suasana sambil menyiapkan rasa untuk menjadi pendamping sekaligus pembimbim menuju tempat surgawi yang telah kuketahui jalannya.

2 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama