Merugilah mimpi,
karena sang pemimpi telah pergi
ia merana di jalan jalan kota
menangis di kolong jembatan
sementara kenderaan berteriak
menyalahkan lampu merah yang
karenanya pemimpi bertaburan
cacian makian adalah aspal,
pujian rayuan adalah
isi dari kaleng bekas yang terhinakan
masih adakah tempat bagi sang pemimpi?
ketika kata-kata di sahkan
dan menjelma menjadi panah-panah
yang mengincar setiap pemimpi
ketika lampu merah memberi tanda
terkaparlah sudah, termuntahkan semua mimpi
di atas aspal hilang terlindas kendaraan
pembawa kalimat kesejahtraan.
sekarang kalimat itu dipuja puji
padahal sang pemimpi
berada di keranda
bersama ribuan temannya.
Posting Komentar