Tak pasti apa itu langkah, pulangnya terjerembab kecewa karena keindahan malah tidur siang di hari minggu, yah sebatang lagi... aku hanya bermimpi di siang hari ketika angan berpotensi untuk berguguran, aku yakin dengan ketenangan dan kesederhanaanmu namun apalah daya hanya sebatas manusia yang hadir tak pernah ada dalam waktu lama. mimpiku bisa kuceritakan, ini tentang langit biru di siang hari dengan bulan purnama, aneh bukan? Akupun demikian, aneh mimpi itu, hanya saja di mimpi itu tak terdengar suara malam yang biasa menemani purnama. disana aku berlari mencari sebuah rumah tapi tak kunjung kudapati tak seorangpun ada yang tinggal di mimpi ini. haaaaaaai haaaaai haaaai kenapa dinyata dan dimimpi sama saja? apa aku tak layak dengan warna dan corak yang senantiasa menemani karena terukir dalam hati. semua perasaan burukku menjelma dalam mimpi itu, batangan batangan kesendirian menjelma dan mulai menusukku. wooooy aku cuma bercanda dalam hatiku juga terukir nama yang indah, nama yang selalu menerangi dikala aku terpana dengan kegalapan malam, nama yang menyejukan, nama yang melayangkan perasaan. seketika batangan kesendirian hilang, maafkan aku, aku tak sadar kalo kau selama ini terpatri dalam hati ini, hanya saja memang kita bukanlah apa-apa kita harus menunggu ijin legal yang menenangkan. samar-samar kaupun hadir dalam mimpi siang hari, aku senyum tetapi belum sempat aku bicara aku terbangun.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama