rindu menulis sesuatu tentang pengertian yang terjadi dalam kehidupan, ketika angin tertiup, suara berkelana di telinga, warna memanja di mata, dingin menyibakan mata badan panaspun demikian dan semua yang tertera oleh panca indra, aku rindu menulis setiap makna yang ada. ketika berjalan, setiap langkah, setiap kedipan dan setiap hembusan napas. disana terdapat jutaan kata yang harus saya rangkai tetapi pikiran terbelenggu seolah kata-kata enggan untuk di rangkai. aku benar-benar rindu. ketika melihat mimpi dengan warna yang menyelimuti ketika imajinasi keluyuran mencari nasi, tak terdengar satupun jeritan. aaaah kata-kata kalian memusuhiku? kenapa tak kunjung selesai ini kalimat padahal hampir satu tahun saya tidak lagi menggambarkan sesuatu, baik keindahan maupun kepengatan, woy kata? aku cemburu kayaknya kau asik mengitari pikiran wanita itu, sehingga dia gampang sekali menangkapmu dan merangkaimu menjadi kalimat yang menyilaukanku, bukannya kenapa, tapi aku jadi terlena oleh wanita itu, setiap kalimatnya mempengaruhi hidupku. aku harus bertindak kalo tidak bisa menangkapmu wahai kata. aku akan menjadikan wanita itu sebagai bagian dari diriku. bagaimanapun itu, sebab kalimat dan sifatnya telah menundukanku.

aku mulai melupakan kata-kata yang menjadi kekasihku selama bertahun-tahun aku pokus untuk menjadikan wanita itu sebagai bagian dari diriku, untung saja aku adalah laki-laki dan dia wanita sehingga untuk di satukan pasti bisa, kalo saja dia laki-laki sama sepertiku mungkin aku akan cemburu selamanya karena kata-kata telah menghianatiku.

wanita itu adalah cahaya malam aku liahat dia sedang asik memetik kata-kata yang dulu mengitariku dan membuatnya sebagai kalimat, dan setiap kalimat yang ia rangkai dsudah pasti membuatku melayang-layang seperti layangan yang putus benangnya.aku lama mengawasi dia dan sepertinya aku tak tahu waktu tampa sadar kecintaanku terhadap wanita itu melebihi kecintaanku terhadap kata-kata dulu, tetapi semakin lama semakin aku merasakan, mungkinkah ini perasaan kecintaan yang sesungguhnya? aaah bumi bergetar, angin berhembus, panas dingin menyatu di tubuhku, pikiran tak tentu tampa sadar senyum sendiri. apa aku gila? aku gila karena seorang wanita? apa sdetiap wanita seperti dia? aku coba perhatikan wanita-wanita yang ada mereka nampak seperti bayangan yang lalulalang tak ada keistimewaan bagiku. apa aku tergila gila atau memang dia istimewa bagiku? sudahlah yang pasti aku harus menyatukan diriku dengan dia.

jangan kalian bayangkan aku terlena tergila-gila tak jelas terhadap cahaya malam itu. aku masih bisa berdiri, berlari dan bahkan aku masih bisa membuat mie untuk makan sendiri, hehehe tapi ini bukan sebuah lelucon yang dilontarkan penceramah ketika ada pengajian yang membuat ingatan santrinya terbelenggu lelucon itu. ini adalah kepastian, keharusan yang ditakdirkan bahwasannya seorang laki-laki itu menanggung jawab wanita yang dipersuntingnya. jangan kalian anggap aku bodoh tergila-gila pada cahaya malam ternyata setelah aku lihat dia akan meringankanku terhadap tanggung jawab sebagai seorang laki-laki heheheh makin senanglah aku, tak apa kalian kata-kata menjauhiku juga karena dia lebih dari kalian bagiku.

beberapa waktu dulu aku meminta bantuan kata-kata untuk menjadikan dia bagian dari diri ini. aku lontarkan kata yang kususun sendiri menjadi sebuah kalimat itupun setelah aku dapat persetujuan dari orang yang bertanggung jawab terhadapnya. setelah mendapatkan persetujuan yang bagiku adalah sebuah keindahan tiadatara, kalo di gambarkan mungkin keindahan big bang pun tidak akan bisa melebihi keindahan perasaanku waktu itu. maka aku lontarkan kata-kata itu padanya, tentunya dengan meminta jawaban darinya. tik tek tik tek suara detik terus melaju melebihi jarak jakarta bandung. aku mulai kwatir mungkinkah kata-kata yang ku susun itu nyangkut? aaaah benar-benar aku bingung karena tak kunjung ada jawaban stelah jakarta bandung terlewati, bandung tasikpun terlewati. aku kembali melontarkan kata padanya dengan harapan ada jawaban, ternyata ia menjawab tetapi ia seperti amnesia terhadap pertanyaanku ataukah dia juga sama sepertiku? merasakan halilintar keindahan di hatinya. ya semoga saja sama. dan ternyata eh ternyata sang cahaya malam itu menjawab dengan keindahan pula. tau gak? aku seperti orang gila, pearsaan apa itu. membuatku seperti anak kecil yang bahagia tak tentu... aku berteriak woy dia adalah aku akau adalah dia dan mewujudkan diri menjadi kita.., hahahahahaa aku seperti raja yang mempunyai permaisuri tercantik di dunia...kemudian dari belakang seperti ada yang menjitakku keras ternyata kata-kata serentak menjitakku apa mereka cemburu terhadapku? kemudian kata-kata itu memposisikan dengan sendirinya menjadi sebuah kalimat "belum saatnya kau bahagia kau dan dia belum ada ikatan yang diridhoi" aku tersadar dan aku mencium kata-kata itu dilantai. seraya berdoa "subhanalloh walhamdulillah wala ilaha ilallohu wallohu akbar" ternyata perjalananku untuk mendapatkan cahaya malam dan menjadikannya sebagai bagian dari diri ini belum selesai.

wahai cahaya malam tunggu aku di batas yang di tentukan...., kau harus menungguku, harus.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama