Wahai tuan, kau hidup dimasa yang berbeda denganku, terimakasih karenamu aku seperti ini, kau telah menuliskan sejarah indah di kehidupan ini, meski jasadmu hilang tapi namamu terus hidup sampai sekarang mungkin sampai berakhirnya kehidupan ini. Wahai tuan aku membaca jejakmu, aku ingin namaku hidup terus sampai akhir kehidupan dengan pondasi jejek hidup tuan. (Edisi ziarah syeikh R.H muhammad yusup R.Djayanegara)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama