Hujan yang jatuh kemarin tak akan pernah dijumpai kembali. Dinginnya, suaranya, indahnya, hanya terekam ingatan sesaat. Setelah hujan datang lagi, hujan kemarin tak berbekas meski dalam ingatan. Semua serba satu kali. Keindahan yang diidamkan, bahagia yang diharapkan, bahkan kehidupan yang dijalankan ini pun satu kali. Semua bermuara pada angka satu. Tidak ada yang lain, maka berpegang pada yang satu adalah jalan satu-satunya. Kawanku, mimpi ini terlihat nyata padahal kita akan dibangunkan dengan kesakitan yang amat sangat (kematian) barulah kita mengerti nyata yang sesungguhnya.
Manusia yang sadar akan mimpi yang menyata ini adalah manusia yang sesungguhnya, yang akan hidup di alam nyata sesungguhnya yaitu di alam ketika sudah dibangunkan. Mimpi ini pun demikian, hanya sekali setelahnya keyakinan yang menuntun... Tapi jika salah memegang keyakinan celaka sesungguhnya yang menghampiri di kenyataan nanti.
Satu kali, semua mengarah ke satu dan yang pasti benar adalah yang satu, dan satu-satunya. Maka carilah yang satu itu, berpeganglah jika kau ingin bahagia di kehidupan nyata nanti. Di sini, di dunia ini, semua adalah semu baik itu kebahagian maupun kesengsaraan, maka manusia yang mengerti menjalani mimpi ini dengan tenang dan terus berpegang pada yang satu. Jika kau terlena dalam mimpi ini, maka kembalilah pada fitrah keberadaan diri dan kehidupan, maka disana kau akan menemukan yang satu, yang harus dipegang teguh.
Kau tahu yang satu yang harus di pegang teguh/dijadikan tempat kembali itu?
Tuhan
Ya
Tuhan
Kau tahu tuhan yang tunggal dan satu itu?
Alloh
Ya
Alloh
Maka tiada tuhan selain Alloh, yang tidak beranak dan diperanakkan. Yang tidak diserupakan. Ia tunggal/esa/satu.
Maha suci Alloh dengan semua firman, kasih sayang terhadap makhluknya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama