Mesjid tempatku untuk menangis dan meratapi betapa kasihannya hidup ini.
Ada dan tiada sama terasa sakit sehat buatan kita
Kesal dan susah sahabatnya sungguh kasihan hidup ini
Teruntuk yang masih sedih dalam hidupnya kau adalah bodoh tak menyertai kasih sejati dari yang sejatinya hidup
Merasa selalu kurang tanda kasihannya hidup
Hanya tergantung dan memang menggantung diri sejatinya hidup
Berlari pun tak akan menggapai jika tak di kembalikan
Hanya lelah temannya para pencari yang tak mengembalikan dirinya
Kasihan hidup selalu bertengkar dengan pikir dan nurani
Kasihan hidup tergantung cairan dan kalori
Menyadari itulah sejatinya kita manusia

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama